Rabu, September 20, 2006

peninglah....

Mmmm,besok pesawat paling pagi akan membawa saya pergi dari kota Jogja. Paling nggak 6 minggu saya akan berada dikampung. Harusnya saya senang,ya saya seharusnya senang. Bukan malah tak bersemangat seperti sekarang.
Seseorang membuat kepulangan saya terasa berat. Terasa berat karena saya mungkin mengecewakan dia, dan saya akan tetap pulang walau dia tidak mengizinkan saya pulang.
Saya telah terlalu lama disini,di kota yang memberi saya kehidupan dan menemukan identitas saya yang sebenar. Saya telah terlalu lama meninggalkan keluarga yang selalu mengharap kepulangan saya. Saya telah terlalu lama tak menghirup udara pedesaan yang bersih dan saya telah lama tak menjenguk makam ibu,walau doa tak henti saya panjatkan buat beliau.
Saya tahu,rindu itu memang berat.Seberat menahan keinginan yang tak mungkin sampai.
Saya tahu itu.
Tapi tolong,jangan bebani saya dengan kerinduan yang begitu mendalam. Jangan buat langkah saya yang telah begitu mantap mengendur kembali. Jangan buat keinginan untuk tidak pulang itu datang kembali.
Inilah sisi lain dari cinta yang saya tak suka. Inilah sebabnya saya menolak banyak cinta, dari lelaki...dari wanita...
Saya ingin dicintai,tapi saya nggak ingin langkah saya dibatasi dengan kerinduan yang begitu besar hingga jadi menyedihkan.
Cintai saya dengan wajar,jangan berlebihan.

Sabtu, September 16, 2006

musuh lama datang kembali

Hari ni,entah apa-apa yang saya buat. Bangun pagi,harap hati nak dapat berkah,tapi malah dapat musibah.Seseorang yang lama pergi,tiba-tiba kembali,mengusik ketenangan hidup saya dan orang-orang disekitar saya.
Memang sedap jadi orang tua satu tu. Punya anak main tinggal gitu je,tak peduli budak tu makan ke tidak,sekolah ke tidak,macamlah anak ayam boleh cari makan sorang. Jangankan nak kirim duit buat anak-anak dia,kirim kabar pun tidak. Tak tau pun ntah hidup atau dah mati.
Saya tak tau jenis bapak macam apa orang tu. Pas gempa pun dia tak tanya langsung kabar anak dia.Tak mau tau anak dia selamat ke tidak. hissss,kalau ingat apa yang dia dan istri dia cakap tentang saya,tak sudi nak bantu anak dia yang 2 orang tu.
Tapi kesian pulak tengok budak kecik disia-sia macam tu,mereka tak bersalah pun.
Namanya saya,kalau dah benci sangat dengan orang,susah nak baik. Nak tegur pun tak sanggup nak buka mulut. Kalau muka...tak usah cakap,tak payah tanya orang dah tau kalau saya tak suka.
Harap, tak lamalah setan belang tu kat rumah. Makin lama dia kat rumah,makin parah mood saya. Untunglah saya kejap lagi nak balik kampung. Jadi kalau dia lama-lama pun,saya tak nampak muka dia.

Bagi yang nggak ngerti kata-kata diatas,maaf deh. Bukannya mau buat gaya-gayaan,tapi saya sengaja menulis entri ini,buat memperlancar bahasa melayu saya. Sekedar menguji,masih mampu nggak saya berbahasa melayu dengan baik dan benar. sebab kalau saya salah bicara nanti,bisa jadi bahan gosip orang-orang sekampung nih..Nggak mau dong dibilang kacang lupa kulit.

Jumat, September 15, 2006

Mudik dulu ah...

Lebaran memang masih lama,bulan ramadhan bahkan belum tiba,tapi saya sudah mau mudik. Jauh hari sebelum pemudik-pemudik lainnya memulai aktifitas mereka.
Akhirnya atas pertimbangan sana-sini,saya memutuskan untuk pulang pakai pesawat. Biar kata harga tiketnya ngajak miskin,saya tak peduli. Sengaja cari cara paling cepat sampai ke rumah. Bukan karena kangen berat sama keluarga,tapi karena nggak bisa membayangkan lamanya perjalanan kalau naik kapal.
Apa yang akan saya lakukan disana juga masih belum jelas. Kembali ke jogja apa tidak ,juga masih belum tau. Karena memang sudah nggak ada yang harus saya pertahankan lagi,nggak ada yang harus saya perjuangkan lagi. Semua sudah hilang,dan untuk memulainya dari awal saya tak yakin bisa.Terdengar pesimis ya?...
Mmmmm,kita liat aja nanti. Biar waktu yang menjawab segalanya.

Senin, September 11, 2006

buat seorang teman

Mengapa pernah terpikir olehmu untuk mengakhiri saja hidup ini?
Dengan satu tindakan yang kamu anggap heroik.
Adakah artinya mengorbankan nyawa hanya untuk menghilangkan masalah?
Hilangkah masalah itu setelah kamu menghabisi dirimu sendiri?
Buatmu mungkin iya,tapi buat orang lain,masalah dan penderitaan mereka,justru baru dimulai. Pikirkan keluargamu,orang-orang yang kamu sayangi,dan orang-orang yang menyayangimu. Tegakah kamu melihat mereka meratapi kepergianmu?

Kawan,please jangan lakukan. Kamu masih punya banyak waktu untuk membuktikan pada semua bahwa kamu bisa. Kamu masih punya banyak waktu untuk menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan masalah baru. Kamu punya banyak kesempatan untuk untuk meluruskan yang salah dan membayar semua kesalahanmu dengan cara ksatria.
Sebesar apapun kesalahanmu,seberat apapun masalahmu,itu bukanlah alasan untuk mati...dengan cara apapun,atas nama apapun.

untuk seorang teman,tolong jangan lakukan...