Selasa, Agustus 01, 2006

kucinta kau dengan benciku -TITO

mungkin takdir ini terlanjur menuntun
diriku tak dapat pergi darimu
walaupun seribu bintang tinggalkanku
dan mentari tak bersinar
aku takkan mampu untuk lepaskanmu
mencoba sejenak lupakan
segalanya yang telah terjadi

duhai cinta,tataplah aku disini
tetap menatapmu
walau perih terus kau sakiti aku
tetap mengharapmu

mungkin benar bila aku tak berarti
dan dirimu terlalu berarti
walaupun pekatnya bulan gelapkanku
dan pelangi tak berpijar
wajahmu terlalu indah tuk ku benci
dan ku terus mencintaimu
engkau terus melupakanku


Seseorang mengirimkan lagu itu buat saya diradio P tadi siang.
Coba pahami liriknya,dalem bangetkan? Saya tahu siapa pengirimnya,walau dia nggak menyebutkan nama aslinya,saya tahu,hanya dia.
Lirik lagu itu menyentuh sekaligus menampar perasaan saya. Tersentuh karena dia tulus,tapi sindiran halusnya menampar saya.
Well,kalau bisa,saya akan melarang dia mencintai saya. Tapi kita nggak bisa meminta orang untuk tidak jatuh cinta pada kita, seperti kita juga nggak bisa memaksa orang mencintai kita. Bukan kita yang memilih cinta,tapi cinta yang memilih kita.

Jangan memaksakan cinta,tapi berharaplah cinta tumbuh dihatinya,namun jika tidak,berbahagialah karena cinta tumbuh dihatimu.

Tidak ada komentar: